Manusia merupakan makhluk sosial dan makhluk berbudaya. Makhluk sosial artinya bahwa kita tidak dapat hidup sendiri dan membutuhkan manusia lain. Kodrat manusia sebagai makhluk sosial adalah manusia selalu hidup bersama dengan manusia lainnya. Pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain, dengan berinteraksi bersama orang lain manusia bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya. Manusia yang dibina secara benar sejak lahir akan tunduk pada aturan dan norma sosial. Karena itu dengan sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya. Makhluk budaya artinya bahwa manusia memiliki akal budi yang senantiasa menberdayagunakan akal budinya untuk menciptakan gagasan yang terdapat dalam pikirannya. Masyarakat dan kebudayaan adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Tidak ada masyarakat tanpa kebudayaan dan tidak ada kebudayaan tanpa masyarakat.
Kebudayaan mempunyai pengaruh yang besar terhadap perilaku dan kepribadian seseorang terutama bagian- bagian kebudayaan yang secara langsung mempengaruhi seorang individu. Karna itu hubungan kebudayaan dan kepribadian sangat erat, hal ini nampak dari pendapat para ahli yaitu:
-Menurut Herskovits yang menyatakan “budaya langsung mempengaruhi perilaku dan kepribadian individu yang berada dan tinggal dalam lingkungan masyarakat yang memiliki kebudayaan tersebut.”
-Menurut Ralph linton dan kardinar, linton mengemukakan pendapat bahwa berdasarkan konsepsi psikologis kepribadian dipengaruhi adat istiadat pengasuhan anak. Pengaruh ini baru nampak sudah menginjak dewasa.
-Menurut koentjaraningrat mengemukakan bahwa suatu kebudayaan sering memancarkan watak khas tertentu yang tampak dari luar. Watak tersebut yang terlihat oleh orang asing. Watak ini dapat dilihat pada gaya tingkah laku masyarakat, kebiasaan maupun hasil karya benda mereka.
Faktor-faktor penyebab perubahan sosial dan kebudayaan:
A. Faktor intern
-Bertambah atau berkurangnya penduduk
-Penemuan-penemuan baru (inovation – discoveri [gagasan] – invention [diterapkan dalam masyarakat])
-Pertentangan-pertentangan dalam masyarakat (konflik)
-Pemberontakan / revolusi
B. Faktor ekstern
-Perubahan lingkungan fisik manusia ( bencana alam )
-Pengaruh kebudayaan masyarakat lain
-Peperangan
Faktor-faktor yang mempengaruhi jalannya proses perubahan sosial :
A. Faktor-faktor yang mendorong :
-Kontak dengan kebudayaan lain.
-Sistem pendidikan yang maju.
-Sikap menghargai hasil karya orang lain dan keinginan untuk maju.
-Toleransi terhadap perbuatan menyimpang.
-Sistem lapisan masyarakat yang terbuka.
-Penduduk yang heterogen.
-Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu.
-Orientasi ke depan.
-Nilai meningkatkan taraf hidup.
B. Faktor-faktor yang menghambat :
-Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain.
-Perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat.
-Sikap masyarakat yang tradisional.
-Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam dengan kuat.
-Rasa takut terjadinya kegoyahan dalam integrasi kebudayaan.
-Prasangka terhadap hal baru.
-Hambatan ideologis.
-Kebiasaan.
-Sikap pasrah.
Faktor perubahan budaya yang sekarang terjadi:
1. Terjadinya kontak atau sentuhan dengan kebudayaan lain.
Bertemunya budaya yang berbeda menyebabkan manusia saling berinteraksi dan mampu menghimpun berbagai penemuan yang telah dihasilkan, baik dari budaya asli maupun budaya asing, dan bahkan hasil perpaduannya. Hal ini dapat mendorong terjadinya perubahan dan tentu akan memperkaya kebudayaan yang ada.
2. Sistem pendidikan formal yang maju.
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang bisa mengukur tingkat kemajuan sebuah masyarakat. Pendidikan telah membuka pikiran dan membiasakan berpola pikir ilmiah, rasional, dan objektif. Hal ini akan memberikan kemampuan manusia untuk menilai apakah kebudayaan masyarakatnya memenuhi perkembangan zaman, dan perlu sebuah perubahan atau tidak.
3. Sikap menghargai hasil karya orang dan keinginan untuk maju.
Sebuah hasil karya bisa memotivasi seseorang untuk mengikuti jejak karya. Orang yang berpikiran dan berkeinginan maju senantiasa termotivasi untuk mengembangkan diri
4. Toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang.
Penyimpangan sosial sejauh tidak melanggar hukum atau merupakan tindak pidana, dapat merupakan cikal bakal terjadinya perubahan sosial budaya. Untuk itu, toleransi dapat diberikan agar semakin tercipta hal-hal baru yang kreatif.
5. Sistem terbuka dalam lapisan-lapisan masyarakat.
Open stratification atau sistem terbuka memungkinkan adanya gerak sosial vertikal atau horizontal yang lebih luas kepada anggota masyarakat. Masyarakat tidak lagi mempermasalahkan status sosial dalam menjalin hubungan dengan sesamanya. Hal ini membuka kesempatan kepada para individu untuk dapat mengembangkan kemampuan dirinya.
6. Penduduk yang heterogen.
Masyarakat heterogen dengan latar belakang budaya, ras, dan ideologi yang berbeda akan mudah terjadi pertentangan yang dapat menimbulkan kegoncangan sosial. Keadaan demikian merupakan pendorong terjadinya perubahan-perubahan baru dalam masyarakat untuk mencapai keselarasan sosial.
7. Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang tertentu
Rasa tidak puas bisa menjadi sebab terjadinya perubahan. Ketidakpuasan menimbulkan reaksi berupa perlawanan, pertentangan, dan berbagai gerakan revolusi untuk mengubahnya.
8. Orientasi ke masa depan
Kondisi yang senantiasa berubah merangsang orang mengikuti dan menyesusikan dengan perubahan. Pemikiran yang selalu berorientasi ke masa depan akan membuat masyarakat selalu berpikir maju dan mendorong terciptanya penemuan-penemuan baru yang disesuaikan dengan perkembangan dan tuntutan zaman.
9. Nilai bahwa manusia harus selalu berusaha untuk perbaikan hidup.
Usaha merupakan keharusan bagi manusia dalam upaya memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas dengan menggunakan sumber daya yang terbatas. Usaha-usaha ini merupakan faktor terjadinya perubahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar