Jumat, 14 November 2014

Masyarakat Pedesaan dan Perkotaan

MASYARAKAT PEDESAAN
    Masyarakat pedesaan adalah masyarakat yang bertempat tinggal di kawasan pedesaan yakni daerah yang masih alami atau belum ada perubahan dalam pembangunan yang signifikan dan masih belum terlalu terkontaminasi oleh pengaruh-pengaruh luar. Penduduknya mempunyai mata pencaharian utama di sektor bercocok tanam, perikanan, peternakan, atau gabungan dari kesemuanya itu, dan yang sistem budaya dan sistem sosialnya mendukung mata pencaharian itu.
    Masyarakat pedesaan selalu memiliki ciri-ciri atau dalam hidup bermasyarakat, yang biasanya tampak dalam perilaku keseharian mereka. Pada situasi dan kondisi tertentu, sebagian karakteristik dapat digeneralisasikan pada kehidupan masyarakat desa di Jawa. Namun demikian, dengan adanya perubahan sosial religius dan perkembangan era informasi dan teknologi, terkadang sebagian karakteristik tersebut sudah “tidak berlaku”. Masyarakat pedesaan juga ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama warga desa, yaitu perasaan setiap warga/anggota masyarakat yang amat kuat yang hakekatnya bahwa seseorang merasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat dimanapun ia hidup dicintainya serta mempunyai perasaan bersedia untuk berkorban setiap waktu demi masyarakatnya atau anggota-anggota masyarakat, karena beranggapan sama-sama sebgai masyarakat yang saling mencintai saling menghormati, mempunyai hak tanggung jawab yang sama terhadap keselamatan dan kebahagiaan bersama di dalam masyarakat.

MASYARAKAT PERKOTAAN
    Masyarakat perkotaan merupakan masyarakat yang tinggal di perkotaan yakni daerah yang lebih maju, berkembang, dan lebih modern di banding daerah pedesaan. Suatu daerah pastilah memiliki pengaruh bagi masyarakatnya misalnya perubahan-perubahan tampak nyata dikota-kota, sebab kota-kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh-pengaruh dari luar, sehingga masyarakat akan terpengaruh oleh kebudayaan -kebudayaan dari luar yang cenderung memberikan dampak negatif. Alur kehidupan yang cepat dikota-kota, mengakibatkan pentingnya faktor waktu bagi warga kota, sehingga pembagian waktu yang teliti sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan-kebutuhan setiap individu, mengakibatkan lebih disiplinnya masyarakat di perkotaan, dan orang perkotaan cenderung lebih bisa mengurus dirinya sendiri atau lebih individualisme.
    Dalam aspek pengetahuan teknologi dan komunikasi, orang perkotaan cenderung lebih baik ketimbang pedesaan karena di perkotaan teknologi dan komunikasi cenderung berkembang ketimbang di pedesaan. Namun ada juga sisi negatif masyarakat di perkotaan yakni kehidupan keagamaannya berkurang, kadangkala masyarakat perkotaan tidak terlalu memikirkan masalah keagamaannya karena memang kehidupan yang cenderung kearah keduniaan saja, dan lebih mengejar ambisi-ambisi dunia saja. Kehidupan gotong royong di dalam masyarakat perkotaan cenderung kurang karena masyarakat perkotaan lebih individualis.

SIFAT DESA DAN KOTA
    Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komunitas yang terpisah sama sekali satu sama lain mereka mempunyai sifat yang saling mengikat, ketergantungan, karena saling membutuhkan.
    Kota tergantung pada desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-bahan pangan, desa juga merupakan tenaga kasar pada jenis-jenis pekerjaan tertentu di kota. Mereka
    Sebaliknya, kota menghasilkan barang-barang yang juga diperlukan oleh orang desa, kota juga menyediakan tenaga-tenaga yang melayani bidang-bidang jasa yg dibutuhkan oleh orang desa.

ASPEK POSITIF DAN NEGATIF
1. Aspek positif interaksi desa-kota
   a. Pengetahuan penduduk desa meningkat.
   b. Pengetahuan penduduk desa tentang pertanian meningkat, karena adanya sistim tekhnologi
   c. meningkatkan hubungan social ekonomi desa dan kota karena kemudahan sarana transportasi.
   d. Adanya guru dari kota yang menjadi penggerak pembangunan desa Dsb
2. Aspek negatif interaksi desa-kota
   a. Penetrasi kebudayaan kota ke desa yang kurang sesuai dengan tradisi budaya desa
   b. Perluasan kota dan masuknya orang berharta ke desa sehingga menggubah tata guna lahan desa
   c. Daya tarik kota dalam berbagai bidang menyebabkan tenaga potensial di desa kurang.
   d. Muncul masalah baru (pengangguran, tuna wisma,kejahatan,masalah pangan maupun lingkungan).

URBANISASI
    Maraknya pembangunan di kota-kota besar di Indonesia dapat memacu pertumbuhan ekonomi. Sebagai dampaknya, kota-kota tersebut akan menjadi magnet bagi penduduk untuk berdatangan mencari pekerjaan dan bertempat tinggal. Hal tersebut lazim disebut dengan urbanisasi. Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dan desa ke kota atau dan kota kecil ke kota besar. Urbanisasi adalah gejala sosial yang masih terus berlangsung hingga saat ini.

Penyebab urbanisasi atau perpindahan penduduk perdesaan ke perkotaan terjadi karena:
1.)Faktor-faktor yang mendorong penduduk desa untuk meninggalkan daerah kediamannya (Push factors)
2.)Faktor-faktor yang ada dikota yang menarik penduduk desa untuk pindah dan menetap dikota (pull factors)
Faktor Pendorong dari Desa:
   •Terbatasnya kesempatan kerja atau lapangan kerja di desa.
   •Tanah pertanian di desa banyak yang sudah tidak subur atau mengalami kekeringan.
   •Kehidupan pedesaan lebih monoton (tetap/tidak berubah) daripada perkotaan.
   •Fasilitas kehidupan kurang tersedia dan tidak memadai.
   •Upah kerja di desa rendah.
   •Timbulnya bencana desa, seperti banjir, gempa bumi, kemarau panjang, dan wabah penyakit.
   •Bertambahnya penduduk sehingga tidak seimbang dengan persediaan lahan pertanian,
   •Terdesaknya kerajinan rumah di desa oleh produk industri modern.
   •Didesa tidak banyak kesempatan untuk menambah ilmu pengetahuan.
Faktor Penarik dari Kota
   •Kesempatan kerja lebih banyak dibandingkan dengan di desa.
   •Upah kerja tinggi.
   •Tersedia beragam fasilitas kehidupan, seperti fasilitas pendidikan, kesehatan, transportasi, rekreasi, dan pusat-pusat perbelanjaan.
   •Kota sebagai pusat pemerintahan, perdagangan, ilmu pengetahuan, dan teknologi.
   •Penduduk desa kebanyakan beranggapan bahwa dikota  banyak pekerjaan dan lebih mudah untuk mendapatkan penghasilan
   •Dikota lebih banyak kesempatan untuk mengembangkan usaha kerajinan rumah menjadi industri kerajinan.
   •Kota dianggap mempunyai tingkat kebudayaan yang lebih tinggi dan merupakan tempat pergaulan dengan segala macam kultur manusianya.
   •Kota memberi kesempatan untuk menghindarkan diri dari kontrol sosial yang ketat atau untuk mengangkat diri dari posisi sosial yang rendah

USAHA-USAHA MENCEGAH ATAU MENGURANGI URBANISASI
    Upaya yang harus dilakukan pemerintah untuk mencegah atau mengurangi terjadinya urbanisasi adalah sebagai berikut :
  1.Melaksanakan  pembangunan  secara  desentralisasi,  yaitu  pembanguna yang merata  atau  menyebar  berpusat  pada daerah-daerah.
  2.Masing-masing daerah akan mengembangkan daerah sekitarnya.
  3.Mengadakan modernisasi desa dengan program pembangunan.
  4.Memperbanyak fasilitas yang dibutuhkan oleh masyarakat pedesaan, seperti fasilitas kesehatan, sekolah, tempat hiburan, dan transportasi.
  5.Mengendalikan pertumbuhan penduduk di pedesaan melalui program keluarga berencana.
  6.Meningkatkan perekonomian rakyat pedesaan, antara lain membangun irigasi,  menggiatkan koperasi unit desa.
  7.Meningkatkan keamanan di pedesaan dengan lehih mengaktifkan sistem keamanan lingkungan atau siskamling.
  8.Mengeluarkan peraturan untuk mempersulit perpindahan penduduk desa ke kota, misalnya izin pindah ke kota sulit.

DAFTAR PUSTAKA
Buku MKDU Ilmu Sosial Dasar Harwantiyoko dan Neltje F. Katuuk
https://anwarabdi.wordpress.com/2013/05/04/masyarakat-perkotaan-dan-masyarakat-pedesaan/
https://taufikhidayah21.wordpress.com/tag/sifat-dan-hakikat-masyarakat-desa/
http://ditamyworld.blogspot.com/2013/04/pemecahan-masalah-urbanisasi-dari-desa.html

Jumat, 07 November 2014

Individu, Keluarga, dan Masyarakat

A.    INDIVIDU
Manusia adalah makhluk individu. Individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas di dalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai  kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dalam dirinya yang tidak dapat di pisah- pisahkan antara jiwa dan raganya.
Individu tidak akan jelas identitasnya tanpa adanya suatu masyrakat yang menjadi latar belakang keberadaanya. Individu berusaha mengambil jarak dan memproses dirinya untuk membentuk perilakunya yang selaras dengan keadaan dan kebiasaan yang sesuai dengan perilaku yang telah ada pada dirinya.
Manusia sebagai individu salalu berada di tengah-tengah kelompok individu yang sekaligus mematangkannya untuk menjadi pribadi yang prosesnya memerlukan lingkungan yang dapat membentuknya pribadinya. Namun tidak semua lingkungan menjadi faktor pendukung pembentukan pribadi tetapi ada kalanya menjadi penghambat proses pembentukan pribadi.

B.     KELUARGA
Keluarga adalah unit/satuan masyarakat yang terkecil yang sekaligus merupakan kelompok primer yang paling penting di dalam masyarakat dan merupakan suatu kelompok kecil dalam masyarakat. Keluarga terbentuk dari sepasang suami isteri dan kemudian di karuniai anak- anak. Anak-anak inilah yang nantinya berkembang dan mulai bisa mengenal arti diri sendiri dan kemudian belajar melalui pengenalan itu.
Dalam kehidupan berkeluarga sering kita jumpai adanya pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan. Suatu pekerjaan atau tugas yang harus dilakukan itu biasa disebut dengan fungsi. Fungsi keluarga adalah suatu pekerjaan-pekerjaan atau tugas-tugas yang harus dilaksanakan di dalam keluarga itu.

Macam- macam fungsi keluarga
a. Fungsi Biologis
Dengan fungsi ini diharapkan agar keluarga dapat menyelenggarakan persiapan-persiapan perkawinan bagi anak-anaknya. Karena dengan perkawinan akan terjadi proses kelangsungan keturunan.
b. Fungsi Pemeliharaan
Keluarga diwajibkan untuk berusaha agar setiap anggotanya terlindung dari tindakan-tindakan yang tidak baik sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman.
c. Fungsi Ekonomi
Keluarga berusaha menyelenggarakan kebutuhan manusia yang pokok yaitu, kebutuhan makan dan minum, kebutuhan pakaian untuk menutup tubuhnya dan kebutuhan tempat tinggal.
d. Fungsi Keagamaan
Keluarga diwajibkan untuk menjalani dan mendalami serta mengamalkan ajaran-ajaran agama dalam pelakunya sebagai manusia yang takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dan memperkenalkan serta mengajak anak dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan keyakinan bahwa ada keyakinan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada kehidupan lain setelah di dunia ini.
e. Fungsi Sosial
Keluarga mempersiapkan anak- anaknya dengan bekal- bekal yang di berikan orang tua dan memperkenalkan nilai-nilai dan sikap-sikap yang dianut oleh masyarakat agar menjadi anggota masyarakat yang baik.

C.     MASYARAKAT
Masyarakat dalam arti luas adalah keseluruhan dari semua hubungan dalam hidup  bersama dengan tidak dibatasi oleh lingkungan, bangsa dan lain-lain. Masyarakat dalam arti sempit merupakan sekelompok manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu. Oleh karena itu dapat disimpulkan. Masyarakat adalah kelompok manusia yang telah lama bertempat tinggal disuatu daerah yang tertentu dan memilki aturan bersama untuk mencapai tujuan  bersama yaitu mencapai kesejahteraan.

Dari penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa setiap  individu, keluarga dan masyarakat memliki relasi atau hubungan yang saling berkalitan satu dengan yang lainnya. hubungan yang di landasi oleh nilai, norma dan aturan- aturan diantara komponen- komponen tersebut.
 Individu tidak akan jelas identitasnya tanpa adanya suatu keluarga dan masyrakat yang menjadi latar belakang keberadaanya. Begitupun sebaliknya, individu berusaha mengambil jarak dan memproses dirinya untuk membentuk perilakunya yang selaras dengan keadaan dan kebiasaan yang sesuai dengan perilaku yang telah ada pada dirinya. Dan barulah dikatakan sebagai individu jika individu bisa membaur dengan lingkungan sosialnya yaitu masyarakat.

Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan invidividu
a. Faktor Nativistik
menurut para ahli dari golongan ini berpendapat bahwa pertumbuhan individu itu semata- mata ditentukan oleh faktor- faktor yang dibawa sejak lahir.
Contoh:  seorang ayah yang memiliki keahlian di bidang seni lukis maka kemungkinan besar anaknya juga menjadi pelukis.
b. Faktor Empiristik dan Environmentalistik
menurut para ahli dari golongan ini berpendapat bahwa pertumbuhan individu semata- mata tergatung pada lingkungan sedangkan dasar tidak mempunyai peranan sama sekali. Jadi lebih menekankan pada lingkungan dan konsekuensinya hanya lingkunganlah yang banyak dibicarakan.
Contoh:   di antara anak- anak orang kaya atau orang pandai mengecewakan orang tuanya, karena tidak berhasil dalam belajar, walaupun fasilitas yang di perlukan telah tersedia secara lengkap dan sebaliknya pada anak- anak dari orangtua yang kurang mampu sangat berhasil dalam belajar, walaupun fasilitas belajar yang dimiliki sangat minimal, jauh dari mencukupi.
c. Faktor Konvergensi dan Interaksionisme
kebanyakan para ahli mengikuti pendirian konvergensi dengan modifikasi seperlunya.  Konsepsi interaksionisme yang berpandangan dinamis yang menyatakan bahwa interaksi antara dasar dan lingkungan menentukan pertumbuhan individu.

Dari faktor di atas pengaruh dari lingkungan sekitar dan keluarga maka akan memberikan pertumbuhan bagi suatu individu. Seiring berjalannya waktu, maka terbentuklah individu yang sesuai dan dapat menyesuaikan dengan lingkungan sekitar.

Hubungan antara individu, keluarga, dan masyarakat
Individu dengan keluarga, hubungan ini sangatlah mutlak. Keluarga dengan berbagai fungsi yang dijalankan adalah sebagai wahana dimana seorang individu mengalami proses sosialisasi yang pertama kali, sangat penting artinya dalam mengarahkan terbentuknya individu menjadi seorang yang berpribadi. Individu memiliki hubungan yang erat dengan keluarga, yaitu dengan ayah, ibu, kakek, nenek, paman, bibi, kakak, dan adik. Hubungan ini dapat dilandasi oleh nilai, norma dan aturan yang melekat pada keluarga yang bersangkutan. Peran individu dalam keluarga merupakan resultan dari relasi biologis, psikologis dan sosial. Dengan adanya hubungan keluarga ini, individu pada akhirnya memiliki hak dan kewajiban yang melekat pada dirinya dalam keluarga.

Individu dengan masyarakat, Hubungan individu dengan masyarakat terletak dalam sikap saling menjungjung hak dan kewajiban manusia sebagai individu dan manusia sebagai makhluk sosial. Hubungan antara individu dengan masyarakat adalah tahap selanjutnya dari seseorang yang telah mempelajari cara berinteraksi yang telah diajarkan dalam keluarga. Dalam hal ini, individu memasuki suatu ruang lingkup yang sangat luas karena terdapat individu yang berbeda dan berasal dari berbagai daerah/komunitas. Masyarakat itu bersifat makro. Sifat makro diperoleh dari kenyataan, bahwa masyarakat pada hakiaktnya terdiri dari sekian banyak komunias yang berbeda, sekaligus mencakup berbagai macam keluarga, lembaga dan individu – individu.

Jadi saya menyimpulkan bahwa hubungan antara individu keluarga dan masyarakat adalah kita sebagai individu perlu berinteraksi atau bersosialisasi didalam kemasyarakatan. Karena kita diciptakan untuk hidup saling membutuhkan dan tolong menolong antar sesama individu baik dikeluarga maupun masyarakat. Kita dilahirkan sebagai individu, kemudian kita dibesarkan dan dididik dikeluarga kita masing-masing, yaitu oleh orangtua. Orangtua adalah orang-orang yang pertama kalinya mendidik dan mengarahkan kita sebelum kita mengenal dunia luar. Dan didalam keluarga kita bisa mengadakan interaksi-interaksi atau komunikasi-komunikasi, baik kepada orangtua maupun kepada adik-adik atau kakak-kakak kita. Setelah itu kita berinteraksi di masyarakat. Baik keluarga maupun masyarakat pastinya akan memberikan dampak positf bahkan dampak negatif kepada kita, baik dalam aspek pergaulan, pengetahuan, tingkah laku, kesopanan, dsb. Maka dari itu saya menyimpulkan bahwa antara individu, keluarga, dan masyarakat saling berkaitan satu dengan yang lainnya.



Daftar Pustaka

Buku MKDU Ilmu Sosial Dasar Harwantiyoko dan Neltje F. Katuuk 
http://celoteh-galang.blogspot.com/2012/10/pengertian-individu-keluarga-masyarakat.html 
http://ulfizulfa.wordpress.com/2012/11/18/tugas-isd-ke-2/